RAGU-ragu, lebih baik kembali. Ungkapan yang terpampang di depan pintu gerbang Secata Magetan itu tampaknya benar adanya. Pasca turunnya rekom dari DPP PDIP, tak terbesit pun perasaan ragu bagi H Sumantri untuk menghadapi pilkada Magetan 24 April mendatang. ‘’Saya sangat siap. Tapi bukan berarti takabur. Insya Allah saya selalu istikomah,’’ ujar Sumantri.
Pemilik gelar Kanjeng Raden Ario (KRA) dari kesultanan Surakarta Hadiningrat ini juga menandaskan bahwa pihaknya memegang teguh teori kepemimpinan Jawa: harus mampu hamiwiti, hanengahi dan hamungkasi. Pemimpin yang memegang falsafah hamiwiti, kata dia, harus mampu memulai dengan kesiapan lahir batin. Segala hal yang dirintisnya selama lima tahun terakhir, menjadi prinsip utamanya dalam memegang kunci hamiwiti. Utamanya menanamkan berbagai kebaikan-kebaikan dan nilai manfaat bagi masyarakat Magetan.
Sedangkan kunci hanengahi adalah aplikasi dari istilah jer basuki mawa beya. ‘’Jadi untuk meraih keberhasilan, tentu dibutuhkan pengorbanan,’’ tandasnya. Pengorbanan tersebut, lanjutnya, memang sering dimaknai dengan biaya. Biaya itu, bagi Sumantri tidak hanya berupa materi/uang, tetapi juga semangat atau kemauan.
Dalam istilah Jawa, Basuki juga mengandung makna keselamatan. Seperti harapan basuki, lestari, widodo, slamet, sugeng, yuwana, raharja, rahayu, seluruhya mengandung makna harapan akan keselamatan. ‘’Dan yang jelas, istilah beya yang artinya biaya itu juga saya maknai bahwa jika ingin sukses, harus ada pengorbanan dulu, ya istilahnya adalah hanengahi tersebut,’’ paparnya.
Setelah mampu hamiwiti, hanengahi, yang terakhir adalah hamungkasi. Makna hamungkasi bagi Sumantri adalah kesiapan dirinya untuk menutup perjuangan dia dengan keberhasilan. Artinya, sesuai dengan harapan DPP PDIP, bahwa pilkada tidak hanya urusan memenangkannya, tetapi juga mampu menjaga harkat dan martabat. ‘’Dan saya siap lahir batin untuk pilkada ini, dan untuk menang!’’ ucapnya mantab.
Di sisi lain, mendapat kepercayaan untuk maju kembali dalam pilkada Magetan dari PDIP, Sumantri menegaskan tak ingin terlalu larut dalam kebanggaan. Apalagi, sebelumnya rekom PDIP menjadi rebutan banyak kandidat. Yang utama saat ini, menurutnya adalah memberikan sumbangsih positif, baik bagi kepentingan partai maupun untuk masyarakat Magetan secara umum. ‘’Saya ingin terus berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat Magetan khususnya,’’ tukas bapak yang berhasil mendidik keluarga hingga keempat anaknya menjadi dokter seluruhnya. [Tim MO/Rud]
Pemilik gelar Kanjeng Raden Ario (KRA) dari kesultanan Surakarta Hadiningrat ini juga menandaskan bahwa pihaknya memegang teguh teori kepemimpinan Jawa: harus mampu hamiwiti, hanengahi dan hamungkasi. Pemimpin yang memegang falsafah hamiwiti, kata dia, harus mampu memulai dengan kesiapan lahir batin. Segala hal yang dirintisnya selama lima tahun terakhir, menjadi prinsip utamanya dalam memegang kunci hamiwiti. Utamanya menanamkan berbagai kebaikan-kebaikan dan nilai manfaat bagi masyarakat Magetan.
Sedangkan kunci hanengahi adalah aplikasi dari istilah jer basuki mawa beya. ‘’Jadi untuk meraih keberhasilan, tentu dibutuhkan pengorbanan,’’ tandasnya. Pengorbanan tersebut, lanjutnya, memang sering dimaknai dengan biaya. Biaya itu, bagi Sumantri tidak hanya berupa materi/uang, tetapi juga semangat atau kemauan.
Dalam istilah Jawa, Basuki juga mengandung makna keselamatan. Seperti harapan basuki, lestari, widodo, slamet, sugeng, yuwana, raharja, rahayu, seluruhya mengandung makna harapan akan keselamatan. ‘’Dan yang jelas, istilah beya yang artinya biaya itu juga saya maknai bahwa jika ingin sukses, harus ada pengorbanan dulu, ya istilahnya adalah hanengahi tersebut,’’ paparnya.
Setelah mampu hamiwiti, hanengahi, yang terakhir adalah hamungkasi. Makna hamungkasi bagi Sumantri adalah kesiapan dirinya untuk menutup perjuangan dia dengan keberhasilan. Artinya, sesuai dengan harapan DPP PDIP, bahwa pilkada tidak hanya urusan memenangkannya, tetapi juga mampu menjaga harkat dan martabat. ‘’Dan saya siap lahir batin untuk pilkada ini, dan untuk menang!’’ ucapnya mantab.
Di sisi lain, mendapat kepercayaan untuk maju kembali dalam pilkada Magetan dari PDIP, Sumantri menegaskan tak ingin terlalu larut dalam kebanggaan. Apalagi, sebelumnya rekom PDIP menjadi rebutan banyak kandidat. Yang utama saat ini, menurutnya adalah memberikan sumbangsih positif, baik bagi kepentingan partai maupun untuk masyarakat Magetan secara umum. ‘’Saya ingin terus berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat Magetan khususnya,’’ tukas bapak yang berhasil mendidik keluarga hingga keempat anaknya menjadi dokter seluruhnya. [Tim MO/Rud]
0 komentar: