Gaya Kepemimpinan Samsi Melekat Citra Pemimpin Ndeso

MASIH ingat demonstrasi besar-besaran di Magetan terkait penolakan kenaikan harga BBM, tahun lalu? Salah satu orang paling getol menyuarakan penolakan harga BBM tersebut adalah Wakil Bupati Magetan Samsi. Bahkan, dalam situs youtube, diunggah video berdurasi 1,09 menit yang berisi ‘tantangan’ Samsi bahwa dia bersama warga Magetan, menolak kenaikan harga BBM.
Itulah gaya Samsi yang apa adanya. Lima tahun menjadi orang nomor dua di Magetan, dia selalu mengedepankan semangat kepentingan rakyat. Tak ada perjuangannya yang sia-sia, lantaran dalam mengambil keputusan, dia selalu mengedepankan keinginan masyarakat. Bahkan, secara terang-terangan, di berbagai kesempatan, Samsi selalu menegaskan bahwa dirinya sebagai pejabat tak ingin diistimewakan.
Bagi dia, memerintah dengan mendengar keluhan rakyat secara langsung, sudah dilakukannya selama ini. Sekat antara pejabat dengan rakyat jelata pun getol dikikisnya. Walhasil, setiap kali Samsi ‘action’ di lapangan, tak ada satu pun protokoler yang memisahkan kedekatannya dengan rakyat Magetan. ‘’Pejabat itu, abdinya rakyat. Saya bahkan sering menjamu tamu itu di warung-warung ndeso. Bagi saya, kerukunan yang muncul di warung, sangat menyentuh nurani. Dari sini juga, saya mengetahui apa saja yang menjadi keluh kesah masyarakat Magetan,’’ terang Samsi.
Cap sebagai pemimpin ndeso pun, melekat pada diri Samsi. Kondisi tersebut justru yang diinginkannya. Menjadi wakil bupati sekaligus ketua PDI Perjuangan, partai terbesar se-Magetan, menurutnya terbangun dari kekuatan emosional dari rakyat. Bagi dia, jika pejabat mau mendatangi dan mendengarkan aspirasi masyarakat secara langsung, hati nurani pasti terketuk. ‘’Saya tidak malu disebut pejabat ndeso. Saya akan terus mengabdikan diri sepenuhnya untuk kesejahteraan orang desa dan masyarakat Magetan yang saya cintai,’’ ujarnya.
Bagi Samsi, menjadi pemerintah bukanlah urusan menjaga citra. Jika banyak sebagian pemimpin yang melakukan aksi-aksi ‘merakyat’ namun ibarat ’ada udang di balik batu’, Samsi tidaklah demikian. Citra sebagai pemimpin ndeso dari hasil dia memerintah lima tahun terakhir, memang tujuannya. Tak ada yang lebih penting dari dia, selain mendekat dan mendengar langsung keluhan rakyat Magetan. ‘’Itulah sebabnya, saya juga kerap melakukan sosialisasi kebijakan dan program pemerintah, di warung yang saya kunjungi. Mendatangi dan mendekat dengan rakyat, itulah yang saya lakukan,’’ terang dia.
Upaya dia itu, juga sinergi dengan Sujati, istrinya. Sebagai istri wakil bupati, Sujati juga mampu memposisikan diri sebagai ‘ibu’ bagi kalangan ‘wong cilik’. Bahkan, tak jarang sikap-sikap spontan masyarakat, langsung ditujukan ke Sujati, tanpa ada tedeng aling-aling. ‘’Inilah pemerintah yang sesungguhnya. Jangan ada sekat, dan biarkan rakyat menyampaikan secara langsung, keluhannya kepada pemerintah. Toh, sekali lagi, pemerintah kan abdinya rakyat,’’ pungkas Samsi. [Tim MO/Nng]

Author

Written by Admin

Aliquam molestie ligula vitae nunc lobortis dictum varius tellus porttitor. Suspendisse vehicula diam a ligula malesuada a pellentesque turpis facilisis. Vestibulum a urna elit. Nulla bibendum dolor suscipit tortor euismod eu laoreet odio facilisis.

0 komentar: