Gaya Kepemimpinan H Sumantri Terbukti Tulus, Bukan Dadakan

DALAM sebuah akun facebook, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Magetan Thoyieb Rantiono menegaskan bahwa rekam jejak para politisi dan calon pemimpin, penting untuk diketahui. ‘’Agar tidak salah menentukan pilihan. Mendadak baik, mendadak dermawan, mendadak menebar senyuman. Yang mendadak, mendadak, mendadak itu perlu dicermati,’’ begitu tulis Thoyieb dalam situs jejaring sosial tersebut.

Ya, jelang Pilkada Magetan 24 April mendatang, beberapa kandidat seolah terus berupaya ‘mendadak’ mengklaim diri paling merakyat, dan paling bisa membawa aspirasi rakyat. Berbagai janji pun ditebar, yang belum jelas tingkat pembuktiannya. ‘’Kalau menurut saya, kepemimpinan saat ini sudah pas. Semua memang butuh proses dan tidak semudah omongan orang-orang di luar. Katanya Magetan bisa berubah, mau berubah jadi apa, bagaimana?’’ heran Surodiprojo, salah seorang pemilik akun facebook lainnya.

Kondisi tersebut sepertinya berbeda dengan sosok H Sumantri. Lima tahun terakhir membawa Magetan, pria asal Desa Kedungguwo, Kecamatan Sukomoro ini justru berupaya mengikis sekat antara rakyat dengan pemerintah. Beberapa kegiatan-kegiatan yang didatangi, karakter bupati Sumantri seolah tak pernah berubah. Tidak ada sikap dadakan yang dilontarkan Sumantri, apalagi jelang Pilkada 24 April kali ini. Publik Magetan mengetahui bagaimana Sumantri memimpin dengan hati selama lima tahun terakhir.

Menyanyi, mungkin salah satu gaya kepemimpinannya, pada beberapa kesempatan melakukan kegiatan turun ke bawah. Gaya ini mirip seperti Wali Songo, yang menyebarkan ajaran Islam melalui kesenian. Sumantri seolah paham betul bagaimana mengajak masyarakat untuk selalu memiliki rasa handarbeni, hangrungkebi, mulat sarira, hangroso wani. Yakni bersama-sama membangun semangat memilki dan membangun Magetan lebih baik.

Pada sebuah kesempatan, bupati Sumantri menegaskan bahwa Pilkada 24 April mendatang, pihaknya tak menjanjikan sesuatu yang muluk-muluk. Menurut dia, langkah nyata sudah dilakukannya. Bukti sudah ada, hingga sejumlah penghargaan dari pemerintah pusat juga sudah terkoleksi di Pendapa Surya Graha. ‘’Tentunya saya ingin memosisikan diri sebagai bapak bagi warga Magetan. Bagaimana mengajak seluruh komponen untuk semakin dakat, akrab dan menyatu,’’ terang Sumantri.

Meski begitu, Sumantri juga seringkali menunjukkan sikap rendah hatinya. Beberapa keberhasilan yang selama ini didapat, menurut dia juga berkat kerja keras masyarakat Magetan. Yang sama-sama memiliki semangat untuk saling mengisi dan memiliki. ‘’Ya sebagaimana semboyan pemerintahan kami, manunggaling rasa suka ambangun,’’ terangnya.

Seluruh sikap tersebut ditunjukkan Sumantri secara tulus. Dia seolah tak ingin dianggap apa yang sudah dikerjakannya membawa pamrih besar, terutama dari diri pribadinya. Semangatnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Magetan, seolah menjadi bekal ayah empat dokter muda ini untuk menatap kembali pemerintahan lima tahun mendatang. Utamanya jika 24 April nanti, terpilih kembali menjadi Bupati Magetan.

Tak hanya itu, peran Hj Nanik Sumantri, istri bupati Sumantri juga cukup vital. Dengan figur seorang ibu, Bu Sumantri memberikan polesan-polesan pemerintahan lima tahun terakhir dengan cukup bijak. ‘’Sekali lagi, lima tahun terakhir kami sudah bekerja. Semua kami orientasikan untuk percepatan pengurangan kemiskinan, dan pemberdayaan masyarakat Magetan. Dengan harapan Magetan bisa lebih sejahtera, dengan tetap menyesuaikan kemampuan keuangan daerah. Ini bukan janji, tapi kami sudah membuktikannya,’’ tukas H Sumantri. [Tim MO/Rud]

Author

Written by Admin

Aliquam molestie ligula vitae nunc lobortis dictum varius tellus porttitor. Suspendisse vehicula diam a ligula malesuada a pellentesque turpis facilisis. Vestibulum a urna elit. Nulla bibendum dolor suscipit tortor euismod eu laoreet odio facilisis.

0 komentar: