BADAI FITNAH UNTUK H SUMANTRI – SAMSI

TUDUHAN GAGAL
TUDUHAN PEMERINTAHAN GAGAL TIDAK MEMILIKI DASAR
 
Salah satu isu besar yang digencarkan lawan politik pasangan H Sumantri dan Samsi (SMS) pada Pilkada Magetan 2013 kali ini, adalah hasil pemerintahan pasangan SMS yang dinilai gagal dan jalan di tempat.
Tuduhan tersebut, rupanya tak selaras dengan fakta yang ada. Menelaah keberhasilan dan kegagalan, harus dilihat dari berbagai sudut. Termasuk tingkat kepentingannya. Persentase program berhasil dan belum dijalankan pemerintahan SMS, bisa dilihat dari berbagai data capaian yang ada. Sebelas penghargaan nasional yang didapat pada tahun keempat SMS memimpin, merupakan salah satu bukti. Inilah bukti nyata keberhasilan pasangan SMS. Yakni pemerintah pusat mengakuinya dengan penghargaan.
Jika indikator pemerintahan sudah berjalan adalah adanya pembangunan fisik, bukan berarti SMS tidak melakukan pembangunan. Bukan berarti alokasi anggaran pemerintah tidak dilakukan untuk pembangunan fisik. Proyek ‘warisan’ pemerintahan sebelumnya, disempurnakan oleh pemerintahan SMS. Bukan nilai sedikit untuk meneruskan proyek tersebut.
Hasil nyata, jalan tembus Sarangan-Karanganyar, sudah rampung dan sempurna. Proyek ini panjangnya 9100 meter dengan lebar 15 meter. Di saat pemerintahan H Sumantri sudah sempurna membangun proyek itu, kawasan jalan tembus di Karanganyar (sisi Jawa Tengah) justru hingga saat ini belum rampung.
Selain itu, ada pula megaproyek multiyears Twin Road Maospati-Sukomoro, sepanjang 7300 meter yang baru terlaksana 479 meter dengan lebar 19 meter. Hingga pembangunan jalur lingkar utara di Kecamatan Sidorejo, sepanjang 7884 dan lebar 15 meter, untuk membuka jalur transportasi baru.
Juga Bendungan Gonggang dengan kapasitas volume tamping sebanyak 2.234 meter persegi. Jembatan Gandong 3 sepanjang 35 meter, lebar 14 meter dan tinggi 27 meter. Termasuk Jembatan Plosotinil di Kecamatan Panekan, yang membuka akses transportasi Magetan-Ngawi, sepanjang 20 meter dan lebar 6 meter. Ada lagi Pasar Parang Baru, dengan kapasitas 40 unit kios dan 668 los, untuk transaksi perekonomian di wilayah Magetan selatan.
Tak berhenti di situ. Sejumlah proyek pelebaran jalan serta pengadaan sarana lalu lintas, merupakan bukti nyata pemerintahan ini berjalan. Sedangkan alokasi lainnya lebih dititikberatkan pada pembangunan sumberdaya manusia. Terbukti, situasi Magetan cukup kondusif selama lima tahun pemerintahan SMS, tanpa ada permasalahan yang mencolok.
Jauh dari hal itu, beberapa program lain juga terealisasi dengan baik. Itu pun dibuktikan dengan penghargaan yang diterima dari pemerintah pusat. Utamanya dari program prioritas DITATA INDAH. Yakni Pendidikan, Pertanian, Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Kesehatan. Di bidang kesehatan, H Sumantri bahkan membuat terobosan penggratisan biaya cuci darah bagi seluruh masyarakat Magetan. Tentu, cuci darah bukanlah persoalan anggaran yang sedikit. Namun itulah konsistensi pemerintahan SMS untuk menyejahterakan masyarakat Magetan.

INKONSISTENSI PERTANIAN
TUDINGAN TIDAK KONSISTEN DI BIDANG PERTANIAN
 
Jika tidak ada konsistensi dengan program tersebut, tentu sudah banyak unjuk rasa atau gunjingan-gunjingan di kalangan petani terhadap pemerintahan SMS. Namun, seluruh media yang ada di Magetan, juga belum pernah menyuguhkan kajian tersebut. Pertanian merupakan salah satu program prioritas DITATA INDAH.
Dari sisi teknis, irigasi dan perbaikan sarana prasarana, pemerintahan SMS merealisasikan program Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dan Jaringan Irigasi Tingat Usaha Tani (JITUT). Proses distribusi pupuk ke petani juga proporsional melalui jumlah kuota dalam RDKK yang diajukan oleh kelompok tani terkait. Satu periode memimpin, di bidang pertanian, pemerintahan SMS diganjar dengan penghargaan Adikarya Pangan Nusantara oleh pemerintah pusat.
Secara riil, Magetan mampu mewujudkan swasembada beras. Yakni mampu mencukupi kebutuhan pangan sendiri tanpa harus mendatangkan dari daerah lain. Data yang ada menyebutkan bahwa dari tahun ke tahun, selama era pemerintahan SMS, selain beras, Magetan juga surplus jagung, ubi kayu, daging unggas dan telor.
Tahun 2010, jumlah penduduk Magetan adalah 693.346 orang. Berdasarkan sektor lapangan kerja, pertanian menempati peringkat pertama sebagai penyumbang tenaga kerja terbanyak yaitu 283.653 (63,52%). Hal ini mengindikasikan bahwa hampir dua pertiga masyarakat Magetan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hal ini juga sebagai indikasi utama, pemerintahan SMS menekan angka pengangguran. Dengan memberdayakan kekuatan masyarakat di bidang yang nyata.

ISU PARIWISATA
BEREMBUS ISU GAGAL MEMBANGUN SEKTOR PARIWISATA
 
Banyak masyarakat mulai diisukan utamanya dari lawan politik bahwa pemerintahan H Sumantri dan Samsi (SMS), sudah gagal membangun kawasan pariwisata. Indikatornya adalah lagi-lagi mengenai tidak adanya bangunan fisik yang menonjol. Memang, objek wisata andalan di Magetan adalah Telaga Sarangan. Namun, Pemkab Magetan juga terus mengembangkan objek wisata lainnya sebagai pendukung Sarangan. Antara lain pengembangan agrowisata strawberry dan jeruk pamelo. Demi menggaet wisatawan, dilakukan pula pengembangan wisata budaya labuh sesaji di Sarangan serta ledug suro rutin, di alun-alun.
Jumlah kunjungan wisata ke objek wisata di Magetan sejak tahun 2008 juga terus meningkat. Peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yang mencapai 42 persen. Demikian juga dengan kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) yang meningkat 82,35 persen, dari semula Rp 1.399.990.000 di tahun 2008 menjadi Rp 2.552.850.000 di tahun 2011.
Pariwisata di Magetan, khususnya Sarangan, meski tak banyak bangunan fisik berubah, tetapi ada sisi lain yang menonjol, yang justru lebih meyentuh kalangan masyarakat bawah. Yakni terbukanya lapangan kerja dari jasa wisata. Seperti pemandu wisata, pedagang kaki lima, tukang kuda/perahu, hingga pengusaha hotel dan restoran. Tercatat saat ini jumlah pemandu wisata sebanyak 25 orang, tukang perahu 60 orang, tukang kuda 40 orang, PKL 618 orang, serta hotel/homestay 74 unit dengan 1.344 kamar dan restoran 15 unit.
Kebijakan pemerintahan yang sudah diambil, seperti mengembangkan pasar dan pemasaran wisata, mengembangkan produk wisata, serta mengembangkan sumber daya manusia dan kelembagaan pariwisata.

POLITIK PENDIDIKAN
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DIPOLITISIR

Pendidikan merupakan salah satu sektor prioritas dari program pembangunan yang digulirkan pemerintahan H Sumantri dan Samsi (SMS). Beberapa kebijakan pendidikan sudah diambil dan terealisasi. Seperti peningkatan sarana dan prasarana di semua jenis jenjang pendidikan. Selain itu juga adanya upaya peningkatan kualitas tenaga pengajar dari semua seluruh jenjang pendidikan. Termasuk upaya pemerataan akses pendidikan.
Beberapa hasil pembangunan di bidang pendidikan pun tertoreh dengan angka cukup manis. Seperti tahun 2008 yang terdapat 9,84 persen penduduk usia 10 tahun ke atas tidak bisa baca tulis, sudah berkurang drastis di level 6,76 persen di tahun 2011. Selain itu, pada tahun 2011, 99,84 persen anak usia 7 tahun hingga 12 tahun sudah bersekolah di SD/MI. Sedangkan anak usia 13 tahun hingga 15 tahun, rata-rata 86,73 persen sudah bersekolah di SMP/MTs.
Sementara, anak usia 16 tahun hingga 18 tahun, rata-rata 72,02 persen sudah mengecap pendidikan di SMA/SMK/MA. Angka putus sekolah dan angka kelulusan di semua jenjang pendidikan juga relatif kecil.

Author

Written by Admin

Aliquam molestie ligula vitae nunc lobortis dictum varius tellus porttitor. Suspendisse vehicula diam a ligula malesuada a pellentesque turpis facilisis. Vestibulum a urna elit. Nulla bibendum dolor suscipit tortor euismod eu laoreet odio facilisis.

0 komentar: