Bakal Ada Adu Gengsi Partai dengan Independen

MAGETAN OPTIMIS – Jika PDI Perjuangan memastikan jagonya adalah duet incumbent, partai berlambang banteng moncong putih ini dipastikan memiliki dua pesaing. Kedua pesaing ini dipastikan sama-sama beradu gengsi untuk mempertahankan martabatnya. Yakni jago dari Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN): H Djoko Prabowo dan H Hartoto (Djohar) serta pasangan independen: Hj Nanik Karsini dan H Sugiho Pramono (NasPro).
Arief Rudianto, pengamat politik Lembaga Kajian Kebijakan Publik (LKKP) Madiun menegaskan bahwa tiga pasang kandidat yang bersaing pada pilkada Magetan 24 April mendatang, dipastikan bakal menjadi kompetisi superketat. Pasalnya, kendaraan yang mengusung dua kandidat, bakal beradu gengsi dengan calon independen. ‘’Ini akan menjadi bukti antara dua partai besar, melawan independen. Tentunya, independen sendiri sudah menghitung kadar kekuatan kedua kandidat rivalnya ini,’’ ujar Arief, akhir pekan lalu.
PDI Perjuangan, kata dia, dipastikan bakal ngotot untuk memenangkan kandidatnya. Apalagi, Magetan merupakan salah satu lumbung utama PDIP di Jawa Timur. Sementara Partai Demokrat sendiri, juga dipastikan fight, untuk memuluskan misi penguasaan Dapil VII Jatim. ‘’Kita ketahui, basis utama Partai Demokrat nasional itu justru di Dapil VII yang salah satunya di Magetan. Apalagi di Magetan, selisih keterwakilan kursi di DPRD dengan PDIP juga tipis,’’ ujarnya.
Pria yang lama tinggal di Jakarta dan Malang ini menegaskan bahwa realita tersebut, tentu sudah dibaca lebih awal oleh kandidat independen, NasPro. ‘’Tentu bukan tanpa main-main, NasPro ini berani melawan dua partai besar penguasa di Magetan. Apalagi, saya dengar, dari 18 kecamatan, kandidat independen ini sudah membentuk jaring-jaring kekuatan. Bahkan, sosok Saleh Mulyono juga diusung,’’ ujarnya.
Di sisi lain, Arief juga menelaah hasil rekomendasi PDIP yang tetap bersikukuh mempertahankan duet incumbent, Sumantri-Samsi. Dari pengalaman pilkada di Indonesia, kalau pun incumbent melaju kembali pada kancah pilkada, biasanya berganti pasangan. ‘’Di sini PDIP tentu bukan tanpa alasan tetap mempertahankan kekuatan Sumantri dan Samsi. Artinya, ada survei dan telaah yang mendalam. Karena konstituen tetap kembali ke masyarakat,’’ terangnya.
Dari sisi penguasaan massa, menurutnya SMS cukup unggul. Bahkan, tanpa harus sibuk memperkenalkan kepada masyarakat, tingkat popularitas SMS masih lebih unggul ketimbang calon lainnya. ‘’Di saat calon lain masih kulonuwun kepada masyarakat, SMS ini justru sudah langsung minta restu. Karena masyarakat sudah mengenalnya,’’ terang dia.
Di sisi lain, modal popularitas yang dimiliki pasangan SMS, memang diakui pihak PDIP. Hasto Kristyanto, wakil Sekjen DPP PDIP menegaskan bahwa partainya sudah melalui berbagai kajian hingga memutuskan dipilihnya kembali duet incumbent ini. SMS, kata Hasto, dianggap mampu menjaga kondusifitas di Magetan dengan falsafah manunggaling roso suko ambangun dan guyub rukun yang diusungnya dalam lima tahun periode pertama.
Selain itu, berbagai pembangunan dilakukan secara merata di seluruh desa-desa se-Magetan dengan memaksimalkan Alokasi Dana Desa (ADD). Sebelas penghargaan tingkat nasional merupakan bukti pengakuan negara dan indikator keberhasilan era kepemimpinan Sumantri-Samsi saat ini. Seperti halnya Jokowi Gubernur DKI Jakarta yang melakukan blusukan ke kampung-kampung, Sumantri-Samsi sebagai pasangan incumbent juga telah lebih dulu melakukan hal yang sama, melakukan blusukan ke desa-desa dengan program sambang deso. ‘’Ketika kandidat lain mulai sibuk merapatkan barisan dengan koalisi partai-partai pendukungnya, SMS lebih dulu merapatkan barisan dengan rakyat Magetan. Apalagi, saat ini PDIP memastikan berkoalisi dengan rakyat,’’ pungkas Hasto Kristiyanto. [Rud/Nng]

Author

Written by Admin

Aliquam molestie ligula vitae nunc lobortis dictum varius tellus porttitor. Suspendisse vehicula diam a ligula malesuada a pellentesque turpis facilisis. Vestibulum a urna elit. Nulla bibendum dolor suscipit tortor euismod eu laoreet odio facilisis.

0 komentar: