PRESIDEN RI H Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), saat ke Magetan beberapa waktu lalu, memuji satu hal
yang berhasil diciptakan di Magetan, yang berhasil diciptakan H Sumantri: semangat
guyub rukun dan gotong royong. Ya, memoles dengan tangan dingi, Sumantri
berhasil membuktikan dedikasinya sebagai pemimpin, untuk rakyat Magetan. Dia
banyak dicela lantaran tak ada pembangunan fisik yang menonjol di Magetan.
Namun, bukannya dia tak mampu membangun sebuah bangunan fisik, tapi ada hal
lebih penting, yang harus dibangunnya: sumber daya manusia.
Upayanya itu pun berbuah. 24 Mei 2012 lalu, dia berhasil
dianugerahi sebagai pembina terbaik pertama gotong royong masyarakat tingkat
nasional. Formula yang digencarkan untuk pembangunan sumberdaya manusia selama
lima tahun terakhir, adalah memacu tingkat penetrasi pengaruh dari instansi
pemerintahan terhadap perkembangan desa/kelurahan. Sehingga pemerintahan
desa/kelurahan tersebut mampu berbenah dan berubah selaras dengan program
berikut visi dan misi pemerintahannya. Utamanya membangun perubahan melalui
kekuatan gotong-royong.
Secara kultural, kata Sumantri, masyarakat desa di Magetan
sangat mendukung dan membantu pemerintah dalam pencapaian misi dan visi.
‘’Budaya gotong royong masyarakat Magetan cukup tinggi. Sehingga mudah diajak
kerjasama,’’ tegasnya. Rasa bangga, lanjut Sumantri, saat ini menggelayuti
dirinya. Meski begitu, pihaknya mengaku jika seluruh penghargaan ini tak lepas
dari bantuan seluruh masyarakat Magetan.
Dari sudut pandang dia, pembangunan harus mempunyai nilai
tambah agar bermanfaat bagi masyarakat. Masyarakat, lanjut dia, bukanlah
sekadar objek, tapi juga harus menjadi subjek pembangunan. ‘’Sehingga pelibatan
sekaligus peran serta dan partisipasi masyarakat Magetan tentu sangat penting.
Tentunya semua sesuai kapasitas masing-masing,’’ terangnya.
Pendekatan kebijakan tersebut, selama ini dikemas dalam
akronim SUKA DIHATI. Yakni Subjektifitas rakyat, Kapasitas berkembang, Daya
saing meningkat, Investasi meningkat dan Hasil berkualitas. Juga Alam
lingkungan yang lestari, Tenaga terserap dan Income bertambah. ‘’Memang inilah
yang selama ini kami konsentrasikan. Artinya, pembangunan itu tidak hanya
pengerjaan bangunan fisik, tetapi juga dari sektor lain. Sesuai dengan motto kami:
Ditata Indah. Yakni pembangunan dari sektor Pendidikan, Pertanian, Pariwisata,
Industri dan Kesehatan,’’ papar Sumantri.
Tak hanya itu, penghargaan level nasional yang pernah
diraihnya itu, juga tak lepas dari semangat visi dan misi pemerintahannya lima
tahun terakhir. Yakni visi ‘Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Magetan yang
adil dan bermartabat’. Selain itu, pencapaian visi tersebut juga diperkuat
dengan sejumlah misi. Yakni meningkatkankualitas keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan berbangsa bernegara dan bermasyarakat.
Juga mewujudkan kepemerintahan yang baik dan peningkatan
sumber daya manusia yang profesional dilandasi semangat pelaksanaan otonomi
daerah. Termasuk menggairahkan perekonomian daerah melalui program pengungkit
bagi masyarakat dan optimalisasi pengelolaan sumber daya alam berwawasan
lingkungan. ‘’Inilah yang menjadi pemikiran saya, cukup penting untuk
direalisasikan, ketimbang harus membuat sebuah bangunan fisik baru. Toh, selama
ini ada beberapa proyek fisik ‘warisan’ era pemerintahan sebelumnya, yang masih
saya teruskan. Dan biayanya juga tidak sedikit lo,’’ tegasnya.
Selain itu, misi lain pemerintahan Sumantri adalah
mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi daerah. Dan mewujudkan suasana aman dan damai melalui
kepastian, penegakan dan perlindungan hukum. ‘’Dan sasaran kami dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat diaplikasikan dengan program 6W. Yakni
wareg, waras, wasis, wutuh, widodo dan waskita,’’ tukas alumni Universitas
Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta ini. [Tim
MO/Rud]
0 komentar: