KONTROVERSI H SUMANTRI-SAMSI

1. Dinilai gagal membangun sektor pariwisata
- Banyak masyarakat menilai, pemerintahan H Sumantri dan Samsi, gagal membangun kawasan pariwisata. Indikatornya adalah lagi-lagi mengenai tidak adanya bangunan fisik yang menonjol. Memang, objek wisata andalan di Magetan adalah Telaga Sarangan. Namun, Pemkab Magetan juga terus mengembangkan objek wisata lainnya sebagai pendukung Sarangan. Antara lain pengembangan agrowisata strawberry dan jeruk pamelo. Demi menggaet wisatawan, dilakukan pula pengembangan wisata budaya labuh sesaji di Sarangan serta ledug suro rutin, di alun-alun.
- Jumlah kunjungan wisata ke objek wisata di Magetan sejak tahun 2008 juga terus meningkat. Peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yang mencapai 42 persen. Demikian juga dengan kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) yang meningkat 82,35 persen, dari semula Rp 1.399.990.000 di tahun 2008 menjadi Rp 2.552.850.000 di tahun 2011.
- Pariwisata di Magetan, khususnya Sarangan, meski tak banyak bangunan fisik berubah, tetapi ada sisi lain yang menonjol, yang justru lebih meyentuh kalangan masyarakat bawah. Yakni terbukanya lapangan kerja dari jasa wisata. Seperti pemandu wisata, pedagang kaki lima, tukang kuda/perahu, hingga pengusaha hotel dan restoran. Tercatat saat ini jumlah pemandu wisata sebanyak 25 orang, tukang perahu 60 orang, tukang kuda 40 orang, PKL 618 orang, serta hotel/homestay 74 unit dengan 1.344 kamar dan restoran 15 unit.
- Kebijakan pemerintahan yang sudah diambil, seperti mengembangkan pasar dan pemasaran wisata, mengembangkan produk wisata, serta mengembangkan sumber daya manusia dan kelembagaan pariwisata.

2. Pemerintahan Sumantri-Samsi Gagal dan Jalan di Tempat
- Menelaah keberhasilan dan kegagalan harus dilihat dari berbagai sudut. Termasuk tingkat kepentingannya. Persentase program berhasil dan belum dijalankan pemerintahan SMS, bisa dilihat dari berbagai data capaian yang ada. Sebelas penghargaan nasional yang didapat pada tahun keempat SMS memimpin, merupakan salah satu bukti. Inilah bukti nyata keberhasilan pasangan SMS. Yakni pemerintah pusat mengakuinya dengan penghargaan.
- Jika indicator pemerintahan sudah berjalan adalah adanya pembangunan fisik, bukan berarti SMS tidak melakukan pembangunan. Bukan berarti alokasi anggaran pemerintah tidak dilakukan untuk pembangunan fisik. Proyek ‘warisan’ pemerintahan sebelumnya, disempurnakan oleh pemerintahan SMS. Bukan nilai sedikit untuk meneruskan proyek tersebut. Seperti penyempurnaan jalan tembus Sarangan-Karanganyar, megaproyek multiyears Twin Road Maospati-Sukomoro, finishing Bendungan Gonggang, Jembatan Gandong 3 hingga Pasar Parang, dan sejumlah proyek pelebaran jalan serta pengadaan sarana lalu lintas, merupakan bukti nyata pemerintahan ini berjalan. Sedangkan alokasi lainnya lebih dititikberatkan pada pembangunan sumberdaya manusia. Terbukti, situasi Magetan cukup kondusif selama lima tahun pemerintahan SMS, tanpa ada permasalahan yang mencolok.
- Jauh dari hal itu, beberapa program lain juga terealisasi dengan baik. Itu pun dibuktikan dengan penghargaan yang diterima dari pemerintah pusat. Utamanya dari program prioritas DITATA INDAH. Yakni Pendidikan, Pertanian, Pariwisata, Industri, Perdagangan dan Kesehatan. Di bidang kesehatan, Sumantri bahkan membuat terobosan penggratisan biaya cuci darah bagi seluruh masyarakat Magetan. Tentu, cuci darah bukanlah persoalan anggaran yang sedikit. Namun itulah konsisten pemerintahan SMS untuk menyejahterakan masyarakat Magetan.

Author

Written by Admin

Aliquam molestie ligula vitae nunc lobortis dictum varius tellus porttitor. Suspendisse vehicula diam a ligula malesuada a pellentesque turpis facilisis. Vestibulum a urna elit. Nulla bibendum dolor suscipit tortor euismod eu laoreet odio facilisis.

0 komentar: