Saya akan Mengabdi Sepenuhnya untuk Kesejahteraan Rakyat

Magetan Optimis - Periode kepemimpinan lima tahun terakhir, aksi wakil bupati Samsi, tampaknya tak terlalu menonjol di tataran elit pemerintahan. Namun, jauh dari itu, orang nomor satu di PDI Perjuangan Magetan ini justru banyak menghabiskan waktunya untuk berbaur dengan masyarakat. Tradisi marung, menjadi sarana menyosialisasikan program pemerintahannya, sekaligus menyerap aspirasi. Kali ini Samsi memberikan pandangannya kepada Magetan Optimis. Tentunya, wawancara ini dilakukan di warung desa.

Tak banyak orang tahu sepak terjang Anda. Apa peran Anda lima tahun terakhir?
Mari diminum dulu kopinya (akrab, mempersilakan Tim Magetan Optimis untuk minum kopi dulu). Menjadi pejabat itu jangan diistimewakan. Kalau bisa ya guneman di warung ini. Pejabat kan abdinya rakyat. Saya lebih sering menemui tamu di warung ndeso. Meski pejabat dari Surabaya atau Jakarta, kalau ke rumah, ya saya ajak marung. Lebih santai dan nyaman. Bagi saya, kerukunan yang muncul di warung, sangat menyentuh nurani. Secangkir minuman ada maknanya bagi masyarakat. Ya ini yang saya lakukan lima tahun terakhir.

Hanya ngobrol dan minum kopi saja lima tahun terakhir?
Ya nggak hanya ngopi, makan gorengan juga, he he. Perlu diketahui ya, apa yang saya lakukan ini adalah sarana menyesuaikan tradisi masyarakat Magetan. Dari omongan warung ini, saya jadi tahu masalah apa saja di Magetan. Misalnya biaya pendidikan yang sebenarnya gratis, tapi tetap ada pungutan karena kebijakan komite sekolah. Dari keluhan itu, saya bisa langsung mengambil kebijakan memperketat pengawasan. Bahkan, di warung itu juga saya dapat masukan serta kritik gaya kepemimpinan saya bersama Pak Mantri (bupati H Sumantri, Red).

Efektifkah upaya tersebut dalam kapasitas Anda sebagai wakil bupati?
Sebagaimana yang sudah saya jelaskan. Saya hanya menyesuaikan tradisi. Gaya saya memimpin juga tetap ndeso. Warung itu menghilangkan sekat-sekat golongan. Besarnya PDI Perjuangan di Magetan juga tak luput dari kuatnya ikatan emosional yang terbangun dari marung ini. Saya juga kerap melakukan sosialisasi kebijakan dan program pemerintah, di warung yang saya kunjungi. Seperti program Jampersal (jaminan persalinan), itu kan banyak tak terserap karena kurang sosialisasi. Jadi banyak masyarakat tidak tahu.

Upaya yang Anda lakukan?
Karena saya juga ketua partai, misal kasus Jampersal ini, saya langsung menggerakkan kader-kader untuk melakukan sosialisasi hingga ke desa-desa. Saya instruksikan kader di DPRD Magetan supaya mengupayakan kebijakan pro rakyat. Seperti bidang kesehatan, saya perintahkan petugas partai bisa meningkatkan anggaran dua kali lipat. Kalau tidak bisa, ya disanksi. Bukannya mau arogan. Tapi saya merasakan beban rakyat. Makan tiap hari saja susah, masih direpotkan obat. Dewan harus gunakan nurani, jangan hanya cari kepentingan pribadi!

Jika Anda terpilih kembali, rencana yang akan dilakukan?
Yang jelas, saya bersama Pak Mantri tetap optimistis untuk maju Pilkada ini. Apalagi partai juga memberikan amanah. Saya tidak malu disebut pejabat ndeso. Saya akan terus mengabdikan diri sepenuhnya untuk kesejahteraan orang desa dan masyarakat Magetan yang saya cintai. Pejabat itu, jika mau mendatangi, mendengarkan aspirasi masyarakat secara langsung, nurani pasti terketuk. Kearifan budi orang Magetan itu terlihat nyata di sini. Ini pula yang mengantarkan saya bersama Pak Mantri, untuk memimpin Magetan lima tahun terakhir. Dan Insya Allah, saya akan terus menyerap aspirasi masyarakat desa, untuk saya perjuangkan di tataran kebijakan pemerintahan, lima tahun ke depan. [Tim MO/Nng/Sa]

Author

Written by Admin

Aliquam molestie ligula vitae nunc lobortis dictum varius tellus porttitor. Suspendisse vehicula diam a ligula malesuada a pellentesque turpis facilisis. Vestibulum a urna elit. Nulla bibendum dolor suscipit tortor euismod eu laoreet odio facilisis.

0 komentar: